(By Diana Amirotuz Z/ S2 PMat B/15709251066/Dosen: Prof. Marsigit,MA/ Filsafat Ilmu/ Ruang PPG 1 FMIPA UNY/2 Desember 2015/07.30)
Minggu, 20 Desember 2015
Filsafat Ilmu Pertemuan ke - 10; "Tentang Tes Tanya Jawab Singkat"
Pada hari Rabu tanggal 2 Desember 2015, seperti biasa kami mengikuti perkuliahan Prof. Marsigit di ruang PPG 1 gedung FMIPA UNY pukul 07.30. Bapak Marsigit memasuki ruangan, kemudian kami diminta untuk bersiap - siap untuk mengikuti proses perkuliahan.
Tes jawab singkat diadakan lagi oleh bapak Marsigit. Setelah adanya tes ini, kami terkejut karena kita diminta untuk menyalahkan semua jawaban kita hingga tak ada yang dibenarkan. Tentu saja nilai kami semuanya 0, atau tiada apa – apa. Namun bapak memperlakukan kami seperti ini karena memiliki alasan tersendiri, kami tadak mengetahui apapun. Setelah itu, bapak mulai menjelaskan bahwa sebenarnya tes jawab singkat itu adalah mitosnya bagi kami semua. Maksud bapak Marsigit mengemukakan nilai 0 seperti ini untuk menyempurnakan, sehingga tidak ada yang memiliki nilai – nilai yang lain. Bapak menjelaskan bahwa tidak ada yang perlu disombongkan, dalam tanya jawab singkat itu sebenarnya berupa penjelasan dengan bahasa masing – masing. Menurut bapak, tes tanya jawab seperti ini bukan jalannya filsafat. Filsafat itu membaca dan olah pikir sehingga bapak menghimbau untuk membaca elegi – elegi dengan ikhlas pikir dan ikhlas hati.
Ilmu itu ada di dalamnya kontradiksi. Dalam soal tes tanya jawab, adapula yang berisikan identitas dan identitas masyarakat. Alasan pula jawaban disalahkan karena memang belum sampai pada dimensinya. Maka, pada saat ini juga kami diminta untuk bertanya tentang tes tanya jawab.
“Fatalnya vital”, vital itu diartikan sebagai ikhtiar, sedangkan fatalnya adalah doa. Mereka ada dalam satu rangkaian. Doa itu kontekstual dengan ruang dan waktu. Ikhtiarnya doa, jadi berusaha kemudian berdoa seperti ingin naik haji maka harus mendaftar terlebih dahulu. Seperti itulah contoh dari fatalnya vital.Pengalaman bapak Marsigit ketika ditanya tentang doa, apa hubungan doa dengan matematika. Kemudian beliau menjawab bahwa dalam melakukan sesuatu itu penting untuk menyebut nama Tuhan.
“Sikliknya Linear”,“Linearnya siklik”, linearnya itu tidak akan bergerak pada tempat yang sama. Dan sebaliknya, lingkaran itu juga tidak selalu pada tempat yang sama. Hari itu berjalan, waktu itu berjalan dan tidak mungkin tidak ada perubahan dari hari ke hari selanjutnya.
“Intensifnya ekstensif”, “Ekstensifnya intensif”. Pengertian dalam ontologinya itu diuraikan seluas-luasnya. Intensifnya itu radik, artinya filsafat itu sedalam – dalamnya bisa di eksplorasi.
“Rasionalnya pengalaman”, memikirkan pengalaman.” Pengalamannya rasional”, jadi ketika kita memikirkan ingin melakukan sesuatu, maka lakukan sesuatu itu.
“Dewanya daksa”. Subjek dan predikat tidak bisa saling dipisahkan. Jadi bisa diibaratkan “jika aku ada, maka engkau juga ada”
“Disharmoninya harmoni”,”Harmoninya disharmoni”. Sehebat- hebat manusia itu merasa bahagia, ternyata tidak sampai mendapatkan kebahagiaan absolut. Manusia itu hidup sempurna dalam ketidaksempurnaan. Ketidaksempurnaan juga ada dalam kesempurnaan. Jika kesempurnaan itu ada dalam kesadaran, maka akan tidak bebas dalam hidup kita karena terlalu menyadari semua sesuatu yang terjadi pada diri sendiri.
“Analitiknya sintetik” memikirkan pengalaman. Analitik itu logika, sintetik itu pengalaman. Sintetik itu pasangan dengan apriori. Filsafat itu dijalankan, membaca elegi itu termasuk juga melaksanakan filsafat. Membaca yang membuat kita berpikir itu berarti kita bisa berfilsafat.
“Identitasnya kontradiksi”, “Kontradiksinya identitas”, Misalkan A yang ada pada ruas kiri sama dengan A + 1. Prinsip ini ada pada ilmu komputer, jika tidak ada rumus ini maka program pada komputer pun tidak akan berproses. Sehingga identitas ini mengalami kontradiksi karena sifat itu termuat ke dalam subjeknya. Kontradiksi di dalam dunia ini adalah kuasa Tuhan, karena kuasa Tuhan itu absolut. Tak ada yang bisa melawanNya. Karena terjadi seperti itu, maka sebenarnya manusia itu kontradiksi. Kontradiksinya identitas itu seperti teorema dari Godel, matematika itu identitas, namun ketika ditambah semuanya, maka terjadilah kontradiksi. Semua itu merupakan permainan ruang dan waktu. Setelah ditemukan Godel, maka Hilbert yang mengemukakan (menarik bendera) kepada umum. Semua ilmu itu tidak bisa selalu konsisten, karena pasti ada kontradiksinya.
(By Diana Amirotuz Z/ S2 PMat B/15709251066/Dosen: Prof. Marsigit,MA/ Filsafat Ilmu/ Ruang PPG 1 FMIPA UNY/2 Desember 2015/07.30)
(By Diana Amirotuz Z/ S2 PMat B/15709251066/Dosen: Prof. Marsigit,MA/ Filsafat Ilmu/ Ruang PPG 1 FMIPA UNY/2 Desember 2015/07.30)
Selasa, 24 November 2015
Filsafat Ilmu Pertemuan ke - 9; "Filsafat yang bagaimana?"
(By Diana Amirotuz Z/ S2 PMat B/15709251066/Dosen: Prof. Marsigit,MA/ Filsafat Ilmu/ Ruang PPG 1 FMIPA UNY/18 November 2015/07.30)
Senin, 16 November 2015
Filsafat Ilmu Pertemuan ke - 8; "Metode dan Fenomena yang dihadapi saat ini"
(By Diana Amirotuz Z/ S2 PMat B/15709251066/Dosen: Prof. Marsigit,MA/ Filsafat Ilmu/ Ruang PPG 1 FMIPA UNY/11 November 2015/07.30)
Rabu, 04 November 2015
Filsafat Ilmu Pertemuan ke - 7 "Antara yang ada dan mungkin ada; Meneropong lebih dalam tentang filsafat "
(By Diana Amirotuz Z/ S2 PMat B/15709251066/Dosen: Prof. Marsigit,MA/ Filsafat Ilmu/ Ruang PPG 1 FMIPA UNY/04 November 2015/07.30)
Selasa, 03 November 2015
Filsafat Ilmu Pertemuan ke - 6 "Tes Jawab Singkat keempat" dan "Memahami diri kita dalam Filsafat"
"Bagaimana caranya orang yang berilmu berpikir multidimensi dan berpikir dengan bijak?", Beliau menjawab, "Manusia itu suka dan tidak suka menembus ruang dan waktu, tumbuhan, maupun batu pun menembus ruang dan waktu. Semua kata benda saja berawal dengan kata "hari ini, hari esok, dua tahun yang lalu". Kan tidak ada benda yang alergi terhadap ruang dan waktu. Belajar itu mengadakan dari yang mungkin ada menjadi ada, maka setiap yang ada mewakili dunianya. Contohnya, satu kata "ayam", maka bisa dikatakan dunia ayam bahkan bisa membuat buku yang isinya hanya tentang ayam. Setiap kau bisa mengadakan yang mungkin ada, maka bisa meningkatkan satu level dalam dirimu (tergantung keikhlasan)".
(By Diana Amirotuz Z/ S2 PMat B/15709251066/Dosen: Prof. Marsigit,MA/ Filsafat Ilmu/ Ruang PPG 1 FMIPA UNY/28 Oktobber 2015/07.30)
Rabu, 21 Oktober 2015
Filsafat Ilmu Pertemuan ke - 5 "Tes Jawab Singkat ketiga" dan "Secuil komponen dalam Filsafat"
(By Diana Amirotuz Z/ S2 PMat B/15709251066/Dosen: Prof. Marsigit, MA/ Filsafat Ilmu/ Ruang PPG 1 FMIPA UNY/21 Oktobber 2015/07.30)
Rabu, 07 Oktober 2015
Filsafat Ilmu Pertemuan ke 4 "Tes Jawab Singkat Kedua" dan "Mengulas Fenomena dalam Filsafat"
Hari ini tanggal 07 Oktober 2015, seperti biasa kami mengikuti perkuliahan Prof. Marsigit di ruang PPG 1 gedung FMIPA UNY pukul 07.30. Tidaklah mudah mengartikan tulisan - tulisan bapak di blog, jika kita tidak mencermati secara seksama (membaca berkali - kali). Kali ini tes jawab singkat yang kedua. Hari ini alhamdulilah saya mendapatkan nilai 18 dari 50 soal yang disebutkan pak Prof. Marsigit. Setelah itu, pak Prof menjawab pertanyaan - pertanyaan yang kami tulis setelah hasil tes diberikan. Kali ini dalam hal sikap pendidikan mengajarkan perbedaan, menurut beliau berfilsafat itu berhirarki mulai dari yang paling rendah: material,dilingkupi oleh bentuk formal, dilingkupi oleh normatif, dan dilandasi oleh spiritualisme. Dalam pandangan lain, dari yang rendah adalah Pluralism menuju tunggal, tunggal itu adalah esa. Sehingga, semua itu tercakup dalam kekuasaanNya. Jadi bisa dikatakan bahwa semua kegiatan yang kita lakukan sehari - hari adalah kuasa Tuhan. Namun, semua itu kurang deskriptif atau kurang menjelaskan keadaan tersebut artinya belum sesuai dengan ruang dan waktunya. Kehidupan itu bersifat plural, kita sendiri pun masih bersifat plural. Contohnya, kita mengajar di suatu kelas, kita mengajarkan siswanya harus sesuai dengan kita, maka itu tidaklah mungkin bisa. Akibatnya malah mempersulit diri sendiri. Kita berfilsafat artinya mencari kebenaran. Ada kebenaran absolut, kebenaran yang tidak bisa dibantah. Kebenaran yang diturunkan oleh firman Tuhan. Manusia bisa membuat kebenaran absolut, namun kebenaran absolut pada manusia itu hanya konsisten saja. "Konsisten" artinya sesuai dengan kesepakatan. Sesuatu yang tidak sesuai dengan kesepakatan akan menjadi sesuatu yang dianggap salah. Contohnya, untuk matematika yang murni, itu adalah kebenaran absolut, tetapi itu hanya benar pada pikiran manusia. Dalam kenyataannya tidak bisa diungkap. Nah, sekarang kita sedikit beralih ke masa lampau, pasti penasaran, bagaimana ilmu filsafat bisa masuk ke agama islam, padahal filsafat itu kan dari pikiran, sedangkan agama berasal dari hati maupun pikiran, dan Tuhan Yang Maha Esa. Ilmu filsafat itu bisa masuk ke agama islam itu salah satunya melalui peperangan. Di waktu sekarang saja, masih ada peperangan di Timur Tengah yang pengungsinya bertempat di Eropa. Pengungsi tersebut membawa sifat, karakter, pikiran - pikiran dan tentunya juga budaya. Kemanapun mereka bertempat, mereka meletakkan landasan dengan waktu yang lama. Garis keturunannya akan mempengaruhi kebudayaan di tempat mereka berpijak. Setelah itu, mereka berinteraksi satu sama lain. Jadi, secara pemikiran, filsafat Yunani Kuno itu sebenarnya memiliki dokumen - dokumen penting, suatu ketika terjadi peperangan dunia timur, saat itu dunia islam melalui Negara Turki, sehingga ada sebagian karya dari yunani kuno itu dibawa sampai ke dunia islam. Di samping itu, dunia barat memasuki zaman gelap (sekitar abad 12- 13) yang mana pengaruh gereja mendominasi. Pengaruh gereja tersebut berhak menetapkan aturan - aturan, termasuk baik dan buruknya semua bergantung pada gereja. Semua orang pada saat itu tidak bisa mengklaim suatu kebenaran. Jika ada yang mengklaim suatu kebenaran maka akan mendapatkan hukuman, termasuk semua dokumen - dokumen penting tersebut habis. Setelah itu terjadi lagi peperangan sehingga bangsa barat menguasai timur, ditemukanlah dokumen - dokumen pada zaman Yunani kuno, termasuk tokoh - tokoh filsafat seperti Aristoteles, Plato, Socrates,dsb. Jadi, dunia timur ini menyelamatkan dokumen - dokumen lama dari Yunani kuno. Andaikan saja dunia timur tidak menyelamatkan dokumen itu, maka sampai saat ini pun filsafat tidak akan berkembang. Itulah pentingnya sebuah pergaulan walaupun pergaulan tersebut dalam bentuk "peperangan". Sehingga dari dunia timur tersebut, essensial di dalamnya diberi unsur spiritualisme, artinya ditambahkan unsur hati (selain pikiran). Ilmu bukan semata - mata pikiran tetapi hatinya juga. Untuk mencari Tuhan, tidak cukup hanya dipikirkan saja, tetapi juga dikerjakan, beribadah. Insyaallah akan bertemu dengan Tuhan. Sehingga, seperti itulah filsafat dunia timur. Contohnya saja di jogja, selain ada olah pikiran, hati pun juga harus diolah, agar bisa bersopan santun terhadap ruang dan waktu. Dapat kita simpulkan bahwa nilai bijak filsafat dunia barat itu adalah "orang yang mencari" sedangkan filsafat dunia timur adalah "orang yang memberi".Orang yang ada di barat, walaupun dia sudah tua (berambut putih) masih saja mencari ilmu maka orang tersebut adalah orang yang bijaksana. Tetapi jika di dunia timur seperti itu, maka orang tersebut dianggap "tidak tahu diri"(tidak bijaksana).Akibatnya, dengan basis seperti itu, orang bijaksana adalah orang yang memberi. Hidup itu berinteraksi bermilyar - milyar sumbu yang berpasang-pasangan. Dan interaksi antara baik dan buruk. Manusia itu adakala nya bersifat baik serta ada yang bersifat buruk. Bagaimana kita menambah kebaikan dan mengurangi keburukan. Sebuah persoalan tidak semuanya dihindari, namun dikelola untuk menjadi lebih baik. Kita harus menjaga keseimbangan dalam sisi dalam diri kita, mensintesiskan contohnya antara laki - laki dengan perempuan. Se milyar pangkat semilyar pun tidak akan bisa mendefinisikan aspek- aspek yang dihubungkan tersebut. Misalnya, kita berdoa saja tanpa berusaha, kita tidak akan mendapatkan. Sebaliknya, kita pun jika berusaha terus tanpa berdoa juga tidak mendapatkan. Jadi harus seimbang antara ikhtiar dan doa jika keinginannya ingin dikabulkan. Berdoa itu termasuk fenomena siklik. Fenomena berusaha terus itu digambarkan secara linear (kelewatan tanpa arah). Berdoa itu menjadi penting agar tidak melewati batas arah dalam hidup.
Dari itu semua dapat disimpulkan bahwa, perbedaan itu pasti ada, kalaupun sama itu tidak akan sama persis. Namun, dari perbedaan itu kita bisa menjadikan suatu hubungan yang harmonis antar masyarakat. Kita tidak bisa memaksakan kehendak hidup kita kepada orang lain. Masing - masing dari kita memiliki intuisi. Agar intuisi - intuisi itu tidak rusak maka dibangunlah sebuah norma. Norma memberi batasan, menjadikan kita lebih terarah. Salah satu norma dalam hidup kita adalah agama. Selain berusaha, kita diharuskan untuk berdoa. Mensyukuri segala nikmat yang diberikan kepadaNya. Penjelasan bapak Marsigit membuka wawasan kita, bahwasannya hidup itu dengan pikiran dan hati. Dengan pikiran kita dapat mengembangkan ilmu kita, dan dengan hati kita ikhlas dalam berusaha agar bermanfaat di dunia dan akhirat. Sejarah filsafat adalah bagian cerita dari masa lalu yang melahirkan banyak cabang - cabang ilmu - ilmu filsafat pada masa kini maupun mendatang. Walaupun banyak sekali macam - macam ilmu filsafat, kita juga harus tetap melandasinya dengan spiritualisme, agar hidup kita lebih terarah dengan arah yang lebih baik dan baik lagi nantinya.
(By Diana Amirotuz Z/ S2 PMat B/15709251066/Dosen: Prof. Marsigit,MA/ Filsafat Ilmu/ Ruang PPG 1 FMIPA UNY/07 Oktobber 2015/07.30)
Filsafat Ilmu Pertemuan ke 3 "Tes Jawab Singkat"
Hari Rabu, tanggal 30 September 2015, pukul 07.30, saya bersama teman - teman ada jadwal kuliah filsafat di kelas PPG 1 lantai 2 gedung FMIPA UNY. Setelah bapak Marsigit memasuki ruangan, kita sudah mengatur kursi - kursi dengan bentuk melengkung, sebanyak 2 baris. Kami bersiap untuk tes jawab singkat saat itu juga, nama lainnya tes jawab singkat ini mungkin "dikte" dan langsung ditulis jawabannya pada saat itu juga. Iya, kita tidak mempersiapkan apapun untuk menjawab soal soal tersebut, namun kita hanya perlu mengingat apapun yang telah kita baca. Aku terus mengingat - ingat dan mengira - ngira jawaban itu semua. Setelah selesai kita semua menjawab soal, lembar jawaban kita tukar dengan teman yang posisinya di depan kita dan dicocokkan jawabannya dengan jawaban pak Marsigit. Kami pun antusias mendengarkan jawaban - jawabannya. Ternyata, semua jawaban yang kita tulis hampir 90% salah. Nilai tertinggi di kelas kami yaitu 20 dan nilai terendah yaitu 0 dari 50 soal yang disebutkan pak Marsigit. Sedangkan saya mendapat nilai hanya 6. Alhamdulilah disyukuri saja, itu hasil pikiran sendiri dan pertamakalinya tes jawab singkat. "Experience is a good teacher".Sebenarnya tanpa refleksi untuk pertemuan ke 3. Tapi menulis di blog is okelah. :)
(By Diana Amirotuz Z/ S2 PMat B/15709251066/Dosen: Prof. Marsigit,MA/ Filsafat Ilmu/ Ruang PPG 1 FMIPA UNY/30 September 2015/07.30)
Rabu, 16 September 2015
Kuliah Filsafat Ilmu Pertemuan ke 2 "Mendefinisikan Ada"
Hari ini tanggal 16 September 2015, pukul 07.30, saya bersama teman - teman ada jadwal kuliah filsafat di kelas PPG 1 lantai 2 gedung FMIPA UNY. Kami menunggu hingga pukul 07.39, dosen kami bapak Prof. Marsigit, MA baru sampai di kelas. Setelah di kelas, susunan meja kami juga berubah lagi. Kami memindahkan kursi - kursi kami sehingga membentuk huruf U dimana di tengahnya adalah posisi pak Marsigit. Seperti biasa, kami diperintahkan untuk merekan setiap kali pertemuan perkuliahan. Berawal dari cerita beliau tentang mengendarai sepeda motor dengan pengendaranya. Sepeda motor sebagai "wadahnya" dan pengendaranya sebagai "isi" nya. Dan isi menyesuaikan wadahnya. Wadah tidak pernah sama dengan isinya. Beliau menjelaskan bahwa kamu tidak akan pernah bisa mendefinisikan dirimu sendiri walaupun 1 milyar memiliki pangkat 1 milyar, kamu tidak cukup untuk mendefinisikan bahwa kamu itu ada, yang ada hanyalah sebagian kecil dari diri kita. misalnya, kacamata ini milik pak Marsigit. Sehingga sebenar - benarnya hidup adalah berusaha untuk mengertinya, walaupun sadar tidak akan pernah sempurna memahami, karena yang maha sempurna adalah Tuhan. Karena tidak sempurnalah manusia menjadi hidup. Jadi hidupnya manusia itu ketidaksempurnaan dalam kesempurnaan. Ada pula, beliau bertanya kepada salah satu mahasiswa, "dimana ayahmu?' dan kemudian mahasiswa itu menjawab pada suatu tempat. Kemudian beliau menjelaskan, ayahmu itu sebenarnya berada di pikiranmu. Perbedaan di dalam pikiran dan di luar pikiran. Perbedaan tersebut diulas oleh pak Marsigit sehingga beliau menjelaskan dalam sudut pandang yang berbeda. Ada aliran ideologi, yang menjelaskan bahwa benda itu bisa dipikirkan dan contoh tokohnya adalah Plato. Ada pula aliran realisme yang menjelaskan benda itu jika tidak terlihat ya sudah tidak ada, contoh tokohnya adalah Aristoteles.Obyek filsafat adalah yang "ada" dan yang "mungkin ada". Contohnya, tanggal lahir cucu pak Marsigit mungkin ada, tetapi belum ada di pikiran kita. Manusia itu kurang sempurna, namun ketidaksempurnaan itu membuat kita ada. Jika kita diberi keistimewaan/ kesempurnaan, maka hidup kita bisa menjadi kacau. Misalkan, bayangkan anda bisa mendengar semua frekuensi bahkan semut pun bisa didengar, sehingga tidak bisa tidur. Maka, jangan pernah bercita-cita menjadi orang yang sakti. Allah sungguh Maha Kuasa, informasi bisa masuk ke pikiran kita, tanpa harus susah payah untuk mengubah bentuk kepala kita. Itu, salah satu cara memanfaatkan filsafat, untuk bersyukur kepada Allah swt.
(By Diana Amirotuz Z/ S2 PMat B/15709251066/Dosen: Prof. Marsigit,MA/ Filsafat Ilmu/ Ruang PPG 1 FMIPA UNY/16 September 2015/07.30)
Rabu, 09 September 2015
Kesan Kuliah Filsafat di Pascasarjana UNY
By Diana Amirotuz Zuraida (UNY PASCA/PM B/15709251066)
Minggu pertama masuk kuliah dengan mata kuliah filsafat pada hari rabu tanggal 09 september 2015.Pada pagi hari sekitar pukul 07.15 saya ada kuliah tempatnya di FMIPA, saya dan teman - teman sekelas sudah siap di tempat untuk mengikuti kegiatan perkuliahan filsafat. Beberapa menit kemudian, Bapak dosen datang. Ketika beliau datang, pertama kali yang beliau komentari adalah susunan tempat duduk kami. Beliau mengatakan bahwa susunan bangku kami seperi murid sd. Tentu saja kami yang ada di kelas merasa tercengang, kan seperti biasanya sudah seperti itu susunannya. Kemudian kami diperintahkan untuk mengubah susunan kursi kami, sehingga kursi - kursi kami lebih mendekat jaraknya kepada beliau.Tak lama kemudian kami diperintahkan untuk membawa ponsel masing - masing ke meja beliau guna merekam apa yang dibicarakan oleh beliau agar nanti bisa dijadikan refleksi. Menurut saya, ide beliau itu juga baik, sehingga kami juga bisa belajar untuk me review apapun yang terjadi di kelas pada saat itu. Setelah itu, beliau baru memperkenalkan diri. Nama beliau adalah bapak profesor Marsigit yang memiliki gelar master of art dari salah satu universitas di London. Nama kami juga dipanggil satu per satu agar mengenal asalnya. Tak lama kemudian beliau memaparkan gambaran kegiatan belajar pada mata kuliah filsafat. Menurut beliau,filsafat identik dengan membaca, metode yang dipakai dalam pembelajaran filsafat ini yaitu pembelajaran yang inovatif dan futuristic. Dalam metode ini, kami memiliki syarat perlu dan syarat cukup. Syarat perlunya yaitu ujian, sedangkan syarat cukupnya adalah kualitas komentar. Tugasnya adalah mengomentari setiap postingan yang ada di blog beliau yaitu http://powermathematics.blogspot.com . untuk kelulusan mendapat nilai terbaik, perlu memberikan kurang lebih 600 komentar. Jika dihitung, kira - kira per hari sekurang - kurangnya 7 komentar. "Waww...banyak sekali"kataku. Menurut saya, beliau orang yang kreatif. Belum pernah sebelumnya perkuliahan yang memanfaatkan adanya blog untuk belajar mata kuliah secara kontinu seperti ini, ide ini membantu para mahasiswa untuk membuka wawasan mengenai filsafat, isu - isu pendidikan, dan lain sebagainya. Saya akan berusaha dengan sebaik - baiknya untuk mengembangkan ilmu saya melalui mata kuliah ini. Semoga saya mendapatkan nilai yang terbaik. Amiin.
Diana's Space: Kesan Kuliah Filsafat di Pascasarjana UNY
Diana's Space: Kesan Kuliah Filsafat di Pascasarjana UNY: By Diana Amirotuz Zuraida (UNY PASCA/PM B/15709251066) Minggu pertama masuk kuliah dengan mata kuliah filsafat pada hari rabu tanggal 09 se...
Langganan:
Postingan (Atom)