DEFINISI
Seringkali kita mendengar kata
definisi dari buku – buku teks maupun media lainnya. Namun, kita belum
mengetahui arti sebernarnya dari definisi, darimana asalnya dan mengapa disebut
definisi. Definisi itu sebenarnya aktivitas menjelaskan makna yang lebih
mendalam terkait objek, konsep, maupun proses serta menjelaskan pula batas
dalam ruang lingkup tertentu dari objek dan konsep tersebut.
Perbedaan
antara definisi, arti, makna, maksud memang membingungkan, Namun, ada beberapa penjelasan dari kata-kata di atas dan kata yang
serupa dari KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Online. KBBI menjelaskan: definisi /définisi/ n 1 kata, frasa, atau kalimat yg mengungkapkan makna,
keterangan, atau ciri utama dari orang, benda, proses, atau aktivitas; batasan
(arti); 2 rumusan tentang ruang
lingkup dan ciri-ciri suatu konsep yg menjadi pokok pembicaraan atau studi;
Arti dalam KBBI, 1 maksud yg terkandung (dl perkataan, kalimat); makna: apa — isyarat itu?; 2 guna; faedah: apa — nya bagi kamu menyakiti
binatang itu;. Makna dalam KBBI, 1 arti: ia memperhatikan — setiap kata yg terdapat dl tulisan kuno itu; 2 maksud pembicara atau
penulis; pengertian yg diberikan kpd suatu bentuk kebahasaan;. Maksud dalam KBBI, 1 yg dikehendaki;
tujuan: telah tercapai — nya; 2 niat; kehendak: kami datang dengan — baik; 3 arti; makna (dr suatu perbuatan, perkataan, peristiwa, dsb): — kalimat itu sudah jelas;
Dari penjelasan KBBI di atas sekilas ada rekursi antara definisi arti dan makna (juga arti ketiga dari maksud).
Akan tetapi, mungkin hal ini bisa diselesaikan dengan melibatkan definisi maksud pada definisi arti dan definisi makna. Dengan demikian, kata di atas
dapat dipahami sebagai berikut.
arti 1 hal yang dikehendaki atau diniatkan
untuk disampaikan ke seseorang yang terkandung (dalam perkataan, kalimat) 2 guna; faedah. Makna 1 maksud yg terkandung (dl perkataan, kalimat) 2 tujuan pembicara atau penulis; pengertian yg diberikan kpd
suatu bentuk kebahasaan;
Dari penjelasan di atas kita juga bisa membedakan penggunakan
kata arti danmakna. Kata makna lebih sempit karena
hanya berkisar kepada hal yang sifatnya komunikatif sedangkan kata arti sedikit
lebih luas dengan mencantumkan penjelasan ke-2: guna, faedah. Dengan demikian,
kata arti secara normatif bisa juga disematkan kepada manfaat perbuatan. Kita bisa menulis
kalimat seperti berikut: “Apa artinya saya berkorban jika kamu tidak
mencintaiku?”tetapi bukan seperti ini, “Apa maknanya semua yang
telah kami lakukan jika kamu bersikap seperti ini?”.
Kalimat kedua terdengar agak janggal karena kata makna lebih
cocok dipakai dalam hal kebahasaan seperti kalimat, puisi, atau teka-teki dan
perbuatan yang berkaitan dengan suara. Jika kata makna pada kalimat kedua diganti dengan kata
arti, kalimat terdengar lebih baik. Sedangkan kata maksud hanya bisa dipakai
untuk menekankan tujuan perbuatan dan kalimat. “Apa maksud dari semua ini?”.
Semua juga bergantung pada ruang dan waktu agar bisa menyesuaikan.
Berbeda lagi ketika dalam ruang lingkup matematika. Definisi
diartikan juga sebagai pemaknaan yang lebih mendalam namun khusus hanya
membahas objek matematika. Dalam matematika biasanya digunakan sebagai
penjelasan dari sub geometri. Definisi ada ketika topik baru yang akan dibahas
berbeda dari sebelumnya karena nantinya menjadi struktur yang melengkapi bentuk
– bentuk selanjutnya. Dari definisi kemudian muncullah teorema – teorema yang
kelayakannya harus dibuktikan.
Sejak zaman kuno, para filsuf sudah tertarik dengan “definisi”.
Berawal dari Plato menggambarkan Socrates memunculkan pertanyaan tentang
definisi (misalnya, dalam Euthyphro, "Apa yang takwa?") . Pertanyaan
yang tampaknya sekaligus mendalam dan sulit dipahami. Langkah kunci dalam
"Bukti ontologis" Anselmus untuk keberadaan Allah adalah definisi
"Tuhan," dan seperti memegang
versi Descartes. Definisi Frege-Russell dari jumlah dan definisi Tarski
kebenarannya telah memberikan pengaruh formatif pada berbagai perdebatan
filosofis kontemporer. Definisi diperdebatkan dengan berbagai pandangan.
Beberapa perdebatan ini dapat diselesaikan dengan membuat perbedaan yang
diperlukan, untuk definisi tidak semua dari satu jenis definisi melayani berbagai
fungsi, dan karakter umum. Beberapa perdebatan lain tidak begitu mudah
diselesaikan, karena melibatkan ide-ide filosofis kontroversial seperti esensi,
konsep, dan makna.
Beberapa abad yang lalu, John Locke menunjukkan bahwa pencapaian
pengetahuan manusia sering terhambat oleh penggunaan kata-kata tanpa makna
tetap. Kontroversi tak jarang diproduksi dan diabadikan oleh ambiguitas diakui
dalam penerapan istilah yang tetap. Kita bisa menghemat banyak waktu,
mempertajam kemampuan penalaran kita, dan berkomunikasi satu sama lain dengan
lebih efektif jika kita perhatikan perbedaan pendapat tentang arti kata dan mencoba
untuk menyelesaikannya kapan saja kita bisa. Sehingga membutuhkan sebuah
definisi dalam membatasinya.
Definisi nominal menurut John Locke adalah "Ide abstrak
yang nama yang dibuat bermacam - macam." Dengan demikian, esensi nominal
dari nama 'emas', Locke mengatakan, "adalah bahwa Idea kompleks kata gold
singkatan, misalnya, tubuh kuning, dengan berat tertentu, mudah dibentuk, melebur,
dan tetap”. Penjelasan tentang arti dari sebuah kata harus dihitung sebagai
definisi nominal, meskipun mungkin tidak berbentuk Lockean dari menetapkan
"ide abstrak yang nama tersebut dibentuk." Mungkin akan sangat
membantu untuk menunjukkan perbedaan antara definisi riil dan nominal.
Definisi – definisi nominal yang menjelaskan makna dari istilah,
tidak semua dari satu jenis. Sebuah kamus menjelaskan arti dari istilah, di
satu sisi dari kalimat ini. Kamus bertujuan untuk memberikan definisi yang
berisi informasi yang cukup untuk memberikan pemahaman tentang istilah
tersebut. Definisi dicari oleh filsuf yang bukan dari jenis yang ditemukan
dalam kamus. Definisi Frege tentang bilangan (1884) dan definisi Alfred Tarski tentang
kebenaran (1983) tidak ditawarkan sebagai entri dalam kamus. Ketika secara
epistemologis mencari definisi dari "pengetahuan," dia tidak mencari
entri kamus yang baik untuk kata 'tahu'. Pencarian filosofis untuk definisi
kadang-kadang yang bermanfaat dicirikan sebagai pencarian untuk penjelasan
makna. Tapi sepertinya 'penjelasan yang berarti' di sini sangat berbeda dari
pengertian di mana kamus menjelaskan arti dari sebuah kata.
Definisi stipulatif bebas memberikan makna pada istilah yang
sama sekali baru, menciptakan penggunaan yang tidak pernah ada sebelumnya.
Karena tujuan dalam hal ini adalah untuk mengusulkan adopsi penggunaan bersama
istilah baru, tidak ada standar yang ada terhadap yang untuk membandingkannya,
dan definisi selalu benar (meskipun mungkin gagal untuk diterima jika ternyata
menjadi tidak tepat atau tidak berguna). Saul Kripke (1980) telah menarik
perhatian khusus dari jenis definisi stipulatif. Sehingga, kita bisa stipulatif
memperkenalkan nama baru.
Definisi deskriptif, seperti yang stipulatif, menguraikan makna,
tetapi mereka juga bertujuan untuk menjadi cukup untuk penggunaan yang ada.
Ketika filsuf menawarkan definisi, misalnya, 'tahu' dan 'bebas', mereka tidak
menjadi stipulatif: kurangnya cocok dengan penggunaan yang ada keberatan untuk
hal tersebut. Sebagai contohnya, air tidak akan sama dengan H2O.
Karena kita tidak bisa melihat H2O dalam air.
Kadang-kadang definisi yang ditawarkan tidak deskriptif atau
stipulatif tapi sebagai, apa yang disebut eksplikatif (penjelasan) Rudolf
Carnap (1956). Sebuah penjelasan bertujuan untuk menghargai beberapa penggunaan
pusat istilah tetapi stipulatif pada orang lain. penjelasan yang dapat
ditawarkan sebagai perbaikan mutlak yang ada, konsep yang tidak sempurna. Atau,
mungkin akan ditawarkan sebagai "hal yang berarti baik" dengan
istilah dalam konteks tertentu untuk tujuan tertentu.
Definisi ostensif biasanya tergantung pada konteks dan
pengalaman. Tidak seperti definisi akrab lainnya, definisi ostensive dapat memperkenalkan
istilah yang ineliminabel. Kapasitas definisi ostensive untuk memperkenalkan
kosakata dasarnya baru telah menyebabkan beberapa pemikir untuk melihat mereka
sebagai sumber dari semua konsep primitif. Dengan demikian, Russell mengurus pengetahuan
manusia bahwa semua definisi nominal, jika memikirkan kembali cukup jauh, harus
mengarah akhirnya istilah memiliki definisi hanya ostensif, dan dalam kasus
ilmu empiris istilah empiris harus bergantung pada hal yang definisi ostensif
yang telah diberikan persepsi. Berikut struktur definisi dalam bagan di bawah
ini.
Definisi banyak digunakan dalam berbagai bidang, namun disertai
dengan bahasa yang berbeda. Jika dalam ruang lingkup sastra, kita tidak bisa
selalu menggunakan kata “definisi” karena ketika dalam ruang tersebut biasanya
menggunakan kata “makna” dalam mengungkapkan sesuatu yang ada pada kata atau
kaimat di dalamnya. Definisi dalam kehidupan juga telah bertransformasi
menyesuaikan ruang dan waktunya dengan kata “arti” maupun “maksud”. Ketika
berbicara dengan orang lain yang sudah akrab tidak cocok kita menggunakan kata
“definisi” dalam pembicaraan, namun lebih cocok menggunakan kata “maksud”.
Misalkan “Apa maksud dari semua ini?”, jadi bukan “apa definisi dari semua
ini?”
Secara spiritual, di dalamnya banyak mengandung definisi. Dalam
shalat, kita juga pasti mempelajari gerakan – gerakan di dalamnya. Istilah
definisi di dalam spiritual ini dengan sebutan makna. Makna dalam takbir adalah
menyebut bahwa Allah Maha Besar, dalam Niat adalah keputusan
hati, pernyataan dari alasan-alasan di balik perbuatan. Ia artinya berniat
untuk mengatakan “ya’ kepada Allah (swt) dengan melaksanakan
perintah-perintah-Nya. Berdiri, dengan prinsip ini di dalam sholat, manusia
merepresentasikan para malaikat dan pepohonan yang senantiasa berdiri dan
memuji Allah (swt). Qiyam (berdiri) adalah berdirinya manusia di hadapan zat
Allah (swt) Yang Maha Kekal dengan raga dan hatinya. Kepala yang tertunduk saat
qiyam mencerminkan ketiadaan kesombongan dan kerendahan hati. Qira’at/ bacaan adalah untuk mensyukuri kesempurnaan Allah yang
tanpa cacat, keindahan yang tidak dapat diserupai, dan kasih sayang Allah yang
tiada batas dengan mengucapkan Alhamdulillah.Juga, Qira’at menunjukkan bahwa
segala perbuatan dapat terwujud dengan pertolongan Allah dan pujian hanya bagi
Dia.Untuk terhubung dengan Zat Yang Maha Kekal(swt) dengan mengucapkan (“Ya
Tuhan Hanya kepada-Mu aku menyembah dan hanya kepada-Mu aku memohon
pertolongan). (Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in).
Ruku, dengan membungkuk dan memegang lutut, dalam posisi ini manusia mewakili ibadahnya para
malaikat yang menyembah Allah dalam posisi ini secara konsisten dan
hewan-hewan yang selalu berdiri dalam ruku’nya di atas empat kaki mereka. Ruku’
artinya mengagungkan Kebesaran Sang Pencipta beserta seluruh alam semesta
yang melihat kelemahan dan kemiskinan manusia dengan melafazkan “subhana
robbial azim” untuk berusaha menanamkan akarnya di dalam hati kita dan untuk
mengangkat kepala kita dari ruku’ dengan harapan memperoleh rahmat Allah dengan
cara mengulang-ulang kebesaran Allah (swt). Sujud, dengan posisi ini manusia
mewakili ibadahnya para malaikat yang secara terus menerus bersujud dan
binatang melata yang nampaknya hampir selalu bersujud seumur hidupnya.Sujud
adalah meninggalkan segala sesuatu selain dari pada Allah (swt) dengan
mengucapkan “subhanarobial a’la” dengan kerendahan hati kepada Keindhan Allah,
asma Allah dan segala sifat-Nya.” Seorang hamba menjadi paling dekat
dengan Tuhannya ketika bersujud. Maka, perbanyaklah doa dalam sujud” (Muslim).
Dan yang terakhir yaitu sujud, dengan posisi ini
manusia mewakili ibadahnya para malaikat yang menyembah-Nya sambil duduk dan
juga gunung-gunung, bebatuan juga Nampak dalam bentuk yang sedang duduk.
Manusia menegaskan bahwa segala sesuatu yang dia miliki sebenarnya adalah milik
Allah dengan mengucapkan tahiyyat. Dia memperbarui imannya dengan mengucapkan
dua kalimat syahadat (Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya).
Di dalam sholat- semacam Mi’raj bagi orang beriman- tasyahud adalah mengingat
percakapan antara Nabi Muhammad (saw) dengan Allah (swt) pada saat
Mi’raj.
Itulah serangkaian ulasan tentang definisi di dalam spiritual,
formal, dan normatif. Semua tergantung pada ruang dan waktunya. Definisi memang
memiliki banyak dimensi dalam kehidupan, sekarang tinggal bagaimana cara kita
menggunakannya dengan baik dan sesuai.
Gambar 1. Bagan yang digambar dari
ulasan struktur definisi
DAFTAR
PUSTAKA
STRUKTUR DEFINISI
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Matematika
Model
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Marsigit, M.A
Disusun oleh:
Diana Amirotuz
Zuraida (15709251066)
(dianaamirotuz.blogspot.com)
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI
YOGYAKARTA
2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar