Jumat, 01 Januari 2016

Filsafat Ilmu Pertemuan ke - 11; "“Pikiran dalam Filsafat”"

Pada hari Selasa tanggal 22 Desember 2015, seperti biasa kami mengikuti perkuliahan Prof. Marsigit di ruang aula gedung Pascasarjana baru UNY pukul 15.30. Bapak Marsigit memasuki ruangan, kemudian kami diminta untuk bersiap - siap untuk mengikuti proses perkuliahan.

Lupa dalam filsafat itu berdimensi. Bagi yang memikirkan juga berdimensi. Yang dipikirkan juga berdimensi. Jika lupa itu dijalankan maka lupa itu diintensifkan lupa formal material spiritual. Kalau diekstensikan, lupa disini lupa disana, lupa kemarin, lupa yang akan datang, lupa sekarang. Dari sisi filsafat nya lupa epistimologis, ontologis dan aksiologisnya. Itulah dunianya lupa. Jika dewa yang lupa itu bijaksana, dan jika daksa yang lupa, maka disebut bodoh. Secara psikologis, lupa ada unsur genetika, lupa dalam artian mekaniknya yaitu otak, memory, ingatan. Layaknya sebuah komputer yang memiliki komponen yaitu ALU( arithmetic logical unit), Storage Unit, Control Unit. Memori ada dua macam, RAM dan ROM. Ingatan itu bermacam – macam, ingatan ada yang netral, dari segi strukturnya, ingatan itu adalah wadah dan isi.

Ingatan itu berstruktur. Misal rumus yang diingat dalam halaman buku. Ada yang mengingat tentang denah dari gedung. Itu juga disebut berstruktur. Dari segi bahasa, bahasa singular dan plural, kalimat majemuk. Jika orang tidak bisa melupakan sesuatu maka dia disebut tidak sehat. Dalam doa jangan pernah ingat. Karena jika ingat, maka kamu disebut sombong. Doa itu milik Tuhan. Manusia itu berusaha untuk berdoa. Memiliki ingatan itu juga baik dalam tes. Ingatan itu penting agar mencapai skor yang tinggi. Ingatan itu ada di pikiran. Ingatan dan lupa itu saling melengkapi.

Ingatan manusia itu reduksi. Ketika kita memikirkan presian hari ini, maka ingatan tentang presiden – presiden sebelumnya tidak bisa diingat. Ingat dan lupa itu dinamis. Secara psikologi, konteks itu penting untuk orang menjadi ingat karena ingat dan lupa itu merupalan struktur dunia. Struktur ingatan itu diatasnya ada memahami teori yaitu teori taksonomi bloom. Tak hanya sekedar ingatan, namun menginformasikan, mengajar sehingga ingatan itu bisa kokoh terkoneksi dengan banyak sifat dengan menambah pengalaman sehingga ingatan tersebut membentuk struktur yaitu struktur ingatan.

Dalam hal pendidikan, kurikulum 2013 apakah semua mata pelajaran harus menggunakan metode saintifik. Pada matematika juga masih sulit untuk menggunaka metode tersebut. Misalkan matematika SMA. Seyogyanya metodenya diserahkan masing – masing oleh pendidiknya. Disini sering disebut fenomena compte karena lebih menentukan kepentingan dunia daripada akhirat.

Kata dalam filsafat kritis, Criticism itu domain dari akademik. Yang bersifat kritis itu si pemakai. Subjeknya. Filsafat criticism ada mengungkap sfilsafat. Kritik artinya mengungkap sebenar – benarnya secara epistemologi, ontologi dan axiologi. Hermeneutika berstruktur, bahagia berstruktur juga. Dari sisi spiritualnya yaitu takdir. Sebelum itu, ada yang namanya mitos. Adanya mitos agar lestari tempatnya.

Hidup itu tak lepas dari yang namanya lupa, pikiran kita ibarat sebuah memori yang dalam dalam mesin. Ketika mesin itu datanya dihapus, ada tempat yang mana dapat merecovery data tersebut. Ada cara untuk mengingatkn kembali tentang hal yang lupa tersebut. Namun perlu kita ketahuii, seseorang lupa itu merupakan sebuah anugrah yang harus disyukuri. Manusia sebenarnya hidup sempurna dalam ketidaksempurnaan. Dalam realita kehidupan, selain pikiran itu terdapat unsur lupa. Adapun unsur dalam pendidikan yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 itu kurang cocok digunakan dalam ilmu matematika yang sifatnya eksak. Sehingga fakta di lapangan masih banyak yang tidak mengggunakan kurikulum berbasis metode scientific ini.

(By Diana Amirotuz Z/ S2 PMat B/15709251066/Dosen: Prof. Marsigit,MA/ Filsafat Ilmu/ Ruang Aula Gedung pascasarjana baru UNY/22 Desember 2015/15.30)

Tidak ada komentar: