Senin, 28 Maret 2016

STRUKTUR DEFINISI

DEFINISI
            Seringkali kita mendengar kata definisi dari buku – buku teks maupun media lainnya. Namun, kita belum mengetahui arti sebernarnya dari definisi, darimana asalnya dan mengapa disebut definisi. Definisi itu sebenarnya aktivitas menjelaskan makna yang lebih mendalam terkait objek, konsep, maupun proses serta menjelaskan pula batas dalam ruang lingkup tertentu dari objek dan konsep tersebut.
            Perbedaan antara definisi, arti, makna, maksud memang membingungkan, Namun, ada beberapa penjelasan dari kata-kata di atas dan kata yang serupa dari KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Online. KBBI menjelaskan: definisi /définisi/ n 1 kata, frasa, atau kalimat yg mengungkapkan makna, keterangan, atau ciri utama dari orang, benda, proses, atau aktivitas; batasan (arti); 2 rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep yg menjadi pokok pembicaraan atau studi;
Arti dalam KBBI, 1 maksud yg terkandung (dl perkataan, kalimat); makna: apa — isyarat itu?2 guna; faedah: apa — nya bagi kamu menyakiti binatang itu;. Makna dalam KBBI, 1 arti: ia memperhatikan — setiap kata yg terdapat dl tulisan kuno itu2 maksud pembicara atau penulis; pengertian yg diberikan kpd suatu bentuk kebahasaan;. Maksud dalam KBBI, 1 yg dikehendaki; tujuan: telah tercapai — nya; 2 niat; kehendak: kami datang dengan — baik; arti; makna (dr suatu perbuatan, perkataan, peristiwa, dsb): — kalimat itu sudah jelas;
Dari penjelasan KBBI di atas sekilas ada rekursi antara definisi arti dan makna (juga arti ketiga dari maksud). Akan tetapi, mungkin hal ini bisa diselesaikan dengan melibatkan definisi maksud pada definisi arti dan definisi makna. Dengan demikian, kata di atas dapat dipahami sebagai berikut.
arti hal yang dikehendaki atau diniatkan untuk disampaikan ke seseorang yang terkandung (dalam perkataan, kalimat) 2 guna; faedah. Makna 1  maksud yg terkandung (dl perkataan, kalimat)  2 tujuan pembicara atau penulis; pengertian yg diberikan kpd suatu bentuk kebahasaan;
Dari penjelasan di atas kita juga bisa membedakan penggunakan kata arti danmakna. Kata makna lebih sempit karena hanya berkisar kepada hal yang sifatnya komunikatif sedangkan kata arti sedikit lebih luas dengan mencantumkan penjelasan ke-2: guna, faedah. Dengan demikian, kata arti secara normatif bisa juga disematkan kepada manfaat perbuatan. Kita bisa menulis kalimat seperti berikut: “Apa artinya saya berkorban jika kamu tidak mencintaiku?”tetapi bukan seperti ini, “Apa maknanya semua yang telah kami lakukan  jika kamu bersikap seperti ini?”.
Kalimat kedua terdengar agak janggal karena kata makna lebih cocok dipakai dalam hal kebahasaan seperti kalimat, puisi, atau teka-teki dan perbuatan yang berkaitan dengan suara. Jika kata makna pada kalimat kedua diganti dengan kata arti, kalimat terdengar lebih baik. Sedangkan kata maksud hanya bisa dipakai untuk menekankan tujuan perbuatan dan kalimat. “Apa maksud dari semua ini?”. Semua juga bergantung pada ruang dan waktu agar bisa menyesuaikan.
Berbeda lagi ketika dalam ruang lingkup matematika. Definisi diartikan juga sebagai pemaknaan yang lebih mendalam namun khusus hanya membahas objek matematika. Dalam matematika biasanya digunakan sebagai penjelasan dari sub geometri. Definisi ada ketika topik baru yang akan dibahas berbeda dari sebelumnya karena nantinya menjadi struktur yang melengkapi bentuk – bentuk selanjutnya. Dari definisi kemudian muncullah teorema – teorema yang kelayakannya harus dibuktikan.
Sejak zaman kuno, para filsuf sudah tertarik dengan “definisi”. Berawal dari Plato menggambarkan Socrates memunculkan pertanyaan tentang definisi (misalnya, dalam Euthyphro, "Apa yang takwa?") . Pertanyaan yang tampaknya sekaligus mendalam dan sulit dipahami. Langkah kunci dalam "Bukti ontologis" Anselmus untuk keberadaan Allah adalah definisi "Tuhan," dan seperti  memegang versi Descartes. Definisi Frege-Russell dari jumlah dan definisi Tarski kebenarannya telah memberikan pengaruh formatif pada berbagai perdebatan filosofis kontemporer. Definisi diperdebatkan dengan berbagai pandangan. Beberapa perdebatan ini dapat diselesaikan dengan membuat perbedaan yang diperlukan, untuk definisi tidak semua dari satu jenis definisi melayani berbagai fungsi, dan karakter umum. Beberapa perdebatan lain tidak begitu mudah diselesaikan, karena melibatkan ide-ide filosofis kontroversial seperti esensi, konsep, dan makna.
Beberapa abad yang lalu, John Locke menunjukkan bahwa pencapaian pengetahuan manusia sering terhambat oleh penggunaan kata-kata tanpa makna tetap. Kontroversi tak jarang diproduksi dan diabadikan oleh ambiguitas diakui dalam penerapan istilah yang tetap. Kita bisa menghemat banyak waktu, mempertajam kemampuan penalaran kita, dan berkomunikasi satu sama lain dengan lebih efektif jika kita perhatikan perbedaan pendapat tentang arti kata dan mencoba untuk menyelesaikannya kapan saja kita bisa. Sehingga membutuhkan sebuah definisi dalam membatasinya.
Definisi nominal menurut John Locke adalah "Ide abstrak yang nama yang dibuat bermacam - macam." Dengan demikian, esensi nominal dari nama 'emas', Locke mengatakan, "adalah bahwa Idea kompleks kata gold singkatan, misalnya, tubuh kuning, dengan berat tertentu, mudah dibentuk, melebur, dan tetap”. Penjelasan tentang arti dari sebuah kata harus dihitung sebagai definisi nominal, meskipun mungkin tidak berbentuk Lockean dari menetapkan "ide abstrak yang nama tersebut dibentuk." Mungkin akan sangat membantu untuk menunjukkan perbedaan antara definisi riil dan nominal.
Definisi – definisi nominal yang menjelaskan makna dari istilah, tidak semua dari satu jenis. Sebuah kamus menjelaskan arti dari istilah, di satu sisi dari kalimat ini. Kamus bertujuan untuk memberikan definisi yang berisi informasi yang cukup untuk memberikan pemahaman tentang istilah tersebut. Definisi dicari oleh filsuf yang bukan dari jenis yang ditemukan dalam kamus. Definisi Frege tentang bilangan (1884) dan definisi Alfred Tarski tentang kebenaran (1983) tidak ditawarkan sebagai entri dalam kamus. Ketika secara epistemologis mencari definisi dari "pengetahuan," dia tidak mencari entri kamus yang baik untuk kata 'tahu'. Pencarian filosofis untuk definisi kadang-kadang yang bermanfaat dicirikan sebagai pencarian untuk penjelasan makna. Tapi sepertinya 'penjelasan yang berarti' di sini sangat berbeda dari pengertian di mana kamus menjelaskan arti dari sebuah kata.
Definisi stipulatif bebas memberikan makna pada istilah yang sama sekali baru, menciptakan penggunaan yang tidak pernah ada sebelumnya. Karena tujuan dalam hal ini adalah untuk mengusulkan adopsi penggunaan bersama istilah baru, tidak ada standar yang ada terhadap yang untuk membandingkannya, dan definisi selalu benar (meskipun mungkin gagal untuk diterima jika ternyata menjadi tidak tepat atau tidak berguna). Saul Kripke (1980) telah menarik perhatian khusus dari jenis definisi stipulatif. Sehingga, kita bisa stipulatif memperkenalkan nama baru.
Definisi deskriptif, seperti yang stipulatif, menguraikan makna, tetapi mereka juga bertujuan untuk menjadi cukup untuk penggunaan yang ada. Ketika filsuf menawarkan definisi, misalnya, 'tahu' dan 'bebas', mereka tidak menjadi stipulatif: kurangnya cocok dengan penggunaan yang ada keberatan untuk hal tersebut. Sebagai contohnya, air tidak akan sama dengan H2O. Karena kita tidak bisa melihat H2O dalam air.
Kadang-kadang definisi yang ditawarkan tidak deskriptif atau stipulatif tapi sebagai, apa yang disebut eksplikatif (penjelasan) Rudolf Carnap (1956). Sebuah penjelasan bertujuan untuk menghargai beberapa penggunaan pusat istilah tetapi stipulatif pada orang lain. penjelasan yang dapat ditawarkan sebagai perbaikan mutlak yang ada, konsep yang tidak sempurna. Atau, mungkin akan ditawarkan sebagai "hal yang berarti baik" dengan istilah dalam konteks tertentu untuk tujuan tertentu.
Definisi ostensif biasanya tergantung pada konteks dan pengalaman. Tidak seperti definisi akrab lainnya, definisi ostensive dapat memperkenalkan istilah yang ineliminabel. Kapasitas definisi ostensive untuk memperkenalkan kosakata dasarnya baru telah menyebabkan beberapa pemikir untuk melihat mereka sebagai sumber dari semua konsep primitif. Dengan demikian, Russell mengurus pengetahuan manusia bahwa semua definisi nominal, jika memikirkan kembali cukup jauh, harus mengarah akhirnya istilah memiliki definisi hanya ostensif, dan dalam kasus ilmu empiris istilah empiris harus bergantung pada hal yang definisi ostensif yang telah diberikan persepsi. Berikut struktur definisi dalam bagan di bawah ini.
Definisi banyak digunakan dalam berbagai bidang, namun disertai dengan bahasa yang berbeda. Jika dalam ruang lingkup sastra, kita tidak bisa selalu menggunakan kata “definisi” karena ketika dalam ruang tersebut biasanya menggunakan kata “makna” dalam mengungkapkan sesuatu yang ada pada kata atau kaimat di dalamnya. Definisi dalam kehidupan juga telah bertransformasi menyesuaikan ruang dan waktunya dengan kata “arti” maupun “maksud”. Ketika berbicara dengan orang lain yang sudah akrab tidak cocok kita menggunakan kata “definisi” dalam pembicaraan, namun lebih cocok menggunakan kata “maksud”. Misalkan “Apa maksud dari semua ini?”, jadi bukan “apa definisi dari semua ini?”
Secara spiritual, di dalamnya banyak mengandung definisi. Dalam shalat, kita juga pasti mempelajari gerakan – gerakan di dalamnya. Istilah definisi di dalam spiritual ini dengan sebutan makna. Makna dalam takbir adalah menyebut bahwa Allah Maha Besar, dalam Niat adalah keputusan hati, pernyataan dari alasan-alasan di balik perbuatan. Ia artinya berniat untuk mengatakan “ya’ kepada Allah (swt) dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya. Berdiri, dengan prinsip ini di dalam sholat, manusia merepresentasikan para malaikat dan pepohonan yang senantiasa berdiri dan memuji Allah (swt). Qiyam (berdiri) adalah berdirinya manusia di hadapan zat Allah (swt) Yang Maha Kekal dengan raga dan hatinya. Kepala yang tertunduk saat qiyam mencerminkan ketiadaan kesombongan dan kerendahan hati. Qira’at/ bacaan adalah untuk mensyukuri kesempurnaan Allah yang tanpa cacat, keindahan yang tidak dapat diserupai, dan kasih sayang Allah yang tiada batas dengan mengucapkan Alhamdulillah.Juga, Qira’at menunjukkan bahwa segala perbuatan dapat terwujud dengan pertolongan Allah dan pujian hanya bagi Dia.Untuk terhubung dengan Zat Yang Maha Kekal(swt) dengan mengucapkan (“Ya Tuhan Hanya kepada-Mu aku menyembah dan hanya kepada-Mu aku memohon pertolongan). (Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in).
Ruku, dengan membungkuk dan memegang lutut, dalam posisi ini manusia mewakili ibadahnya para malaikat yang menyembah Allah dalam posisi ini secara konsisten  dan hewan-hewan yang selalu berdiri dalam ruku’nya di atas empat kaki mereka. Ruku’ artinya mengagungkan Kebesaran Sang Pencipta beserta seluruh alam semesta  yang melihat kelemahan dan kemiskinan manusia dengan melafazkan “subhana robbial azim” untuk berusaha menanamkan akarnya di dalam hati kita dan untuk mengangkat kepala kita dari ruku’ dengan harapan memperoleh rahmat Allah dengan cara mengulang-ulang kebesaran Allah (swt). Sujud, dengan posisi ini manusia mewakili ibadahnya para malaikat yang secara terus menerus bersujud dan binatang melata yang nampaknya hampir selalu bersujud seumur hidupnya.Sujud adalah meninggalkan segala sesuatu selain dari pada Allah (swt) dengan mengucapkan “subhanarobial a’la” dengan kerendahan hati kepada Keindhan Allah, asma  Allah dan segala sifat-Nya.” Seorang hamba menjadi paling dekat dengan Tuhannya ketika bersujud. Maka, perbanyaklah doa dalam sujud” (Muslim).
Dan yang terakhir yaitu sujud, dengan posisi ini manusia mewakili ibadahnya para malaikat yang menyembah-Nya sambil duduk dan juga gunung-gunung, bebatuan juga Nampak dalam bentuk yang sedang duduk. Manusia menegaskan bahwa segala sesuatu yang dia miliki sebenarnya adalah milik Allah dengan mengucapkan tahiyyat. Dia memperbarui imannya dengan mengucapkan dua kalimat syahadat (Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya). Di dalam sholat- semacam Mi’raj bagi orang beriman- tasyahud adalah mengingat percakapan antara  Nabi Muhammad (saw) dengan Allah (swt) pada saat Mi’raj.
Itulah serangkaian ulasan tentang definisi di dalam spiritual, formal, dan normatif. Semua tergantung pada ruang dan waktunya. Definisi memang memiliki banyak dimensi dalam kehidupan, sekarang tinggal bagaimana cara kita menggunakannya dengan baik dan sesuai.















































































































 

































Gambar 1. Bagan yang digambar dari ulasan struktur definisi
DAFTAR PUSTAKA

           


















STRUKTUR DEFINISI



Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Matematika Model
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Marsigit, M.A



Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Logo UNY.jpg



Disusun oleh:

Diana Amirotuz Zuraida    (15709251066)
(dianaamirotuz.blogspot.com)






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016

 

Tidak ada komentar: